Sungguh Tragis demi Pembangunan dengan alasan Peningkatan Ekonomi maka Situs Sejarah harus dikalahkan (disingkirkan). Sedangkan di negara maju dan modern, suatu proyek akan dibatalkan jika proyek tersebut harus mengorbankan Situs Sejarah.
Bentrokan antara Satpol PP DKI Jakarta yang ingin membongkar Makam Penyebar Agama Islam Mbah Priok dengan Rakyat kecil yang ingin mempertahankan keberadaan makam wali ini dan sekaligus asal muasal nama daerah Tanjung Priok.
Satpol PP dengan wajah sangar (macam org mo Pup) bergerak menuju situs sejarah itu, mengusir para warga dengan kasar, menyeret dan memukuli seenaknya(Sadis). Dimana Logika mereka terutama Komandan yang memberi perintah ?! Jangan berpikir Pendek Bung ?!
Sikap arogan para Satpol PP tentu membuat geram rakyat kecil.
Sehari-hari mereka berpatroli di wilayah Jakarta dengan alasan menertibkan bangunan atau para Pedagang yang tidak berizin.
Namun yang ada mereka melakukan Pungli pedagang, mungkin berdalih uang keamanan. Apakah itu yg disebut Penegak Ketertiban, seperti OPAS jaman Belanda yang menariki Pajak rakyat jelata untuk disetor ke Kompeni.
Sikap Arogan Satpol PP karena mayoritas mereka tidak diberi pendidikan yang sesuai. Apakah mereka mengerti tentang Sosiologi masyarakat yang Pluralisme dijakarta (gw jg gak pinter sih). Apalagi HAM, pasti mereka keblinger.
Kelakuannya melebihi aparat penegak hukum sebenarnya.
Sudah harusnya Tugas Pokok Satpol PP segera dievaluasi, jangan cuma jadi perpanjangan tangan para penguasa dan investor yang cuma cari keuntungan sesaat.
Jangan Bentuk Satpol PP sebagai Titisan OPAS jaman Belanda.
Kalau Satpol PP tidak mau berubah dan menuju jalan yang benar, mending dibubuarkan saja.